Tentang Inteligen; (dalam Islam dan di Indonesia)
Inteligen atau sering disebut Spionase, merupakan seseorang atau badan/lembaga yang bertugas mencari informasi/memata-matai aktivitas orang/golongan tertentu yang bertujuan untuk mendapatkan informasi-informasi penting bagi negara/kelompok tertentu.
a. Intelligen dalam Islam
Dalam bahasa Arab spionase adalah tajassus (memata-matai). Ini sudah dilakukan oleh umat Muslim sejak dulu. Rasulullah itu adalah seorang ahli strategi, operasi intelejen yang dilakukan Rasulullah dan kaum muslimin tidak saja dalam rangka mencuri informasi, tapi juga mengelabui musuh juga dengan memanipulasi informasi.
Dalam Perang Khandaq ada seorang pria bernama Nu’aim bin Mas’ud dari kalangan musyrikin yang memeluk Islam di hadapan Rasulullah. Beliau kemudian memerintahkannya untuk kembali ke tengah pasukan musuh untuk memecah belah bala tentara musuh. Sabda Beliau, “Di antara kita, engkau adalah satu-satunya orang yang dapat melaksanakan tugas itu. Bila engkau sanggup, lakukanlah tugas itu untuk menolong kita. Ketahuilah bahwa peperangan sesungguhnya adalah tipu muslihat.”
Nu’aim pergi mendatangi Yahudi Bani Quraidlah dan meyakinkan mereka untuk tidak terlibat dalam peperangan melawan kaum muslimin sebelum mendapat jaminan dari Quraisy berupa beberapa orang terkemuka sebagai sandera, supaya kaum Quraisy tidak mundur dari peperangan meninggalkan mereka sendirian menghadapi kaum muslimin. “Engkau telah memberikan pendapat yang amat baik,” kata para pemimpin Yahudi Bani Quraidlah.
Kemudian Nu’aim mendatangi pemimpin-pemimpin Quraisy. Pada mereka Nu’aim menceritakan kalau Yahudi Bani Quraidlah menarik pasukannya. Mereka juga secara diam-diam telah membuat kesepakatan dengan Muhammad untuk menculik beberapa pemimpin Quraisy dan Ghathafan untuk diserahkan pada Muhammad dan dibunuh. Nu’aim juga berpesan agar mereka tidak menyerahkan seorang pun pada mereka.
Misi Nu’aim berhasil, akhirnya pasukan Yahudi Bani Quraidlah meninggalkan peperangan sehingga kekuatan musuh berkurang.
Tajassus adalah mengorek-ngorek suatu berita. Jika seseorang mengorek-ngorek berita, baik berita umum maupun rahasia, maka ia telah melakukan aktivitas tajassus (spionase). Orang semacam ini disebut jaasus (mata-mata). Suatu aktivitas bisa terkategori tajassus (spionase), jika di dalamnya ada unsur mengorek-ngorek (mencari-cari) berita. Sedangkan berita yang dikorek-korek (dicari-cari itu) tidak harus berita rahasia. Akan tetapi semua berita, baik umum maupun rahasia. Walhasil, tajassus adalah mencari-cari berita baik yang tertutup, maupun yang jelas.
Jika suatu berita bisa didapatkan secara alami tanpa perlu mencari-cari (tafahhashu), atau tanpa perlu melakukan aktivitas tajassus untuk mengetahui berita tersebut; atau hanya sekedar mengumpulkan, menyebarkan, dan menganalisa suatu berita, maka semua ini tidak termasuk dalam kategori spionae (tajassus), selama tidak ada unsur mencari-cari (mengorek-ngorek) berita itu lebih lanjut. Jika anda mencari berita dalam kondisi semacam ini, maka ini tidak disebut dengan tajassus. Sebab, yang disebut mencari-cari berita atau hingga disebut tajassus adalah, mencari-cari (mengorek-ngorek), mengusut-usut berita, dengan tujuan untuk menelitinya lebih dalam.
Adapun orang yang mencari berita untuk dikumpulkan, dan menelitinya tidak untuk tujuan mengusut berita itu lebih lanjut, namun mengumpulkannya untuk disebarkan kepada masyarakat, maka hal ini tidak disebut tajassus. Orang yang mencari, dan mengumpulkan berita, seperti redaktur koran, atau wakil-wakil kantor berita tidak disebut dengan jaasus (mata-mata). Akan tetapi, bila profesinya sebagai redaktur koran, wakil kantor berita itu digunakan sebagai media untuk melakukan aktivitas tajassus; pada kondisi semacam ini, ia disebut jaasus (mata-mata). Orang tersebut disebut mata-mata, bukan karena posisinya sebagai redaktur koran yang mencari berita, akan tetapi karena aktivitas mata-mata yang ia lakukan dengan menyaru sebagai wartawan. Kenyataan seperti ini banyak dilakukan oleh wartawan-wartawan non muslim yang masuk ke negeri-negeri Islam.
Pegawai dinas intelejen, biro mata-mata, dan lain-lainnya, yang bertugas mengorek-ngorek berita (memata-matai), maka, mereka adalah mata-mata (jaasus). Sebab, aktivitasnya sudah terkategori sebagai aktivitas spionase tajassus.
Dalam Sirah Ibnu Hisyam, bahwa Nabi Muhammad pernah mengutus ‘Abdullah bin Jahsiy bersama 8 orang dari kalangan Muhajirin. Kemudian beliau memberikan sebuah surat kepada ‘Abdullah bin Jahsiy, dan beliau menyuruhnya agar tidak melihat isinya. Ia boleh membuka surat itu setelah berjalan kira-kira 2 hari lamanya. Selanjutnya mereka bergegas pergi. Setelah menempuh perjalanan selama dua hari, barulah ‘Abdullah bin Jahsiy membuka surat, dan membaca isinya. Isinya adalah, “Jika engkau telah melihat suratku ini, berjalanlah terus hingga sampai kebun korma antara Mekah dan Tha’if, maka intailah orang-orang Quraisy, dan khabarkanlah kepada kami berita tentang mereka (orang Quraisy).”
Dalam surat itu, Rasulullah memerintah ‘Abdullah bin Jahsiy untuk memata-matai orang Quraisy, dan mengabarkan berita tentang mereka kepada Rasul. Akan tetapi, beliau Saw memberikan pilihan kepada para shahabat lainnya untuk mengikuti ‘Abdullah bin Jahsiy, atau tidak. Akan tetapi, Rasulullah mengharuskan ‘Abdullah bin Jahsiy untuk terus berjalan hingga sampai ke kebun kurma antara Mekah dan Tha’if, dan memata-matai orang Quraisy. Riwayat ini menyatakan bahwa Rasulullah Saw, telah meminta shahabat untuk melakukan aktivitas spionase, yakni wajib bagi ‘Abdullah bin Jahsiy, namun shahabat yang lain diberi dua pilihan, ikut bersama ‘Abdullah bin Jahsiy atau tidak.
Dengan demikian, tuntutan untuk melakukan spionase bagi ‘Abdullah bin Jahsiy (dinisbahkan kepada tugas dari negara) adalah pasti, sehingga hukumnya wajib, sedangkan bagi kaum muslimin tuntutan tidak pasti, sehingga hukumnya boleh.
b. Intelligen di Indonesia
Inteligen di indonesia secara resmi berada dibawah naungan badan inteligen nasional (BIN). peranan BIN cukup vital di Indonesia, karena dari sanalah pemerintah mendapatkan informasi-informasi rahasia tentang aktivitas-aktivitas penting/rahasia baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Baru-baru ini terjadi penemuan baru oleh BIN tentang rencana penembakan Presiden Rep Indonesia (Susilo Bambang Yudhoyono), yang berhasil terekam aktivitas latihan menembak nya dengan sasaran foto wajah presiden Indonesia tersebut.
Selain itu BIN juga telah mencium aktivitas teroris yang berencana melakukan serangan bom di hotel JW. Marriot dan hotel Ritz carlton, walaupun tidak berhasil menggagalkan serangan bom tersebut. Dalam perkembangannya BIN berhasil mengungkap beberapa orang yang diduga memiliki hubungan dengan kasus serangan bom tersebut.
c. Pernyataan Serangan Bom Mega Kuningan, Jakarta.
Baru-baru ini ditemukan blog yang ditulis oleh pemimpin gerakan islam radikal di Indonesia Noordin M Top.
Pentolan aksi terorisme di Indonesia baru pertamakalinya membuat pernyataan di sebuah blog di internet. Dia (Noordin) mengklaim bertanggungjawab atas aksi pengeboman di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Nurdin menuliskan pernyataannya dalam bahasa Indonesia di sebuah blog dengan warna latar hitam, Bushro, tag yang dipilih oleh sesorang yang mengatasnamakan Nurdin M Top itu.
Nurdin memposting tulisannya itu tertanggal 26 Juli 2009. Di sana Nurdin menjelaskan alasan dan motivasi aksi teror bom di hotel JW Mariot dan Ritz Carlton yang mengakibatkan 9 orang tewas.
Isi lengkap tulisan Noordin M Top atas aksi pengeboman di dua hotel di Mega Kuningan tersebut yang dimuat di media islam silahkan klik link berikut ini untuk masuk ke blognya http://mediaislam-bushro.blogspot.com/
Semoga kita bisa lebih berhati-hati dan lebih bijak menanggapi kasus-kasus pem-bom-an yang terjadi di Indonesia.
***
Description: Tentang Inteligen; (dalam Islam dan di Indonesia) Rating: 4.5 Reviewer: Wahyu Winoto, S.Pd. - ItemReviewed: Tentang Inteligen; (dalam Islam dan di Indonesia)
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar